Februari 24, 2018

Kenikmatan itu Bernama Berewok

Brewok. Foto: Unsplash

Apa yang membuat tampang berewokan menjadi menarik?

Sebagian lelaki akan menjawab lebih macho nan maskulin dan kemudian mereka menjelaskan panjang lebar sisi dari maskulin itu. Sebagian yang lain akan menjawab berewok menjadi nilai tambah di mata cewek. Sisanya barangkali akan menjawab berewok merupakan lambang dari pria yang dewasa dan penuh misteri.

Jika berpendapat, bagi saya berewok lebih didefinisikan sebuah kenikmatan. Kenikmatan yang menghasilkan output seperti pada penjelasan di atas. Sama saja ya. Iya sama.

Belakangan fenomena berewok pada laki-laki sedang marak di dunia. Mulai dari bulu-bulu tipis hingga lebat mudah ditemukan di luar rumah. Fenomena yang membuat saya lebih tertarik menumbuhkan bulu-bulu yang acap disebut ‘bidadari bergantungan’ ini di sekitaran wajah saya.

Tidak hanya mengikuti tren, saya sendiri sebenarnya mendambakan bulu-bulu halus itu tumbuh semenjak saya duduk di kelas menengah atas, tepatnya kelas dua SMK. Bagi saya, saat itu memiliki berewok akan membuat penampilan lebih keren, maskulin, dan keliatan lebih dewasa. Meskipun wajah saya waktu  itu belum cocok ditumbuhi 'barang' itu. Sekarang pun sepertinya tetap sama.

Belakangan saya lebih intens untuk menumbuhi berewok tersebut, mengingat usia sudah menginjak kepala dua. Berbagai cara sudah saya lakukan mulai dari membaca artikel tips menumbuhi janggut, hingga menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Sialnya, karena belum rezeki hasilnya masih belum kentara. Sedih? Iya.

Lantas, barang kali ketika berkonsultasi dengan teman yang sudah lama memiliki janggut tebal, membuat  langkah saya menumbuhi berewok itu berjalan mulus, tapi sayang jawaban mereka tidak sepenuhnya memuaskan saya. Sebagian besar dari mereka menjawab itu adalah faktor turunan, faktor hormon yang ada di dalam tubuh.

Mendengar itu tiba-tiba saya tertunduk lesu, secara spontan berkata dalam hati, “apa yang salah dengan hormon saya?!” toh bapak saya sering kali ditumbuhi janggut, hanya saja bersifat kontradiksi, ia lebih senang mencukurnya ketika sudah mulai tumbuh relatif panjang. Apa jangan-jangan saya ini bukan anak bapak saya?

Ah, sudahlah.

Intinya dari sekian banyak goal, memiliki dan mempunyai berewok merupakan impian saya saat ini. Ketika pagi datang dan saat bangun tidur, kebanyakan lelaki lain menginginkan  bidadari di sampingnya, bidadari yang telah mereka perjuangkan, yang susah payah mereka halalkan secara hukum negara dan agama. Kalau saya lebih sederhana lagi. Dalam waktu dekat ini, ketika bangun disambut cuaca  pagi, saya akan memilih kebiasaan mengelus-elus bidadari yang tumbuh sempurna di sekitaran dagu dan mulut. Sesederhana itu, dan senikmat itu.

Bonus :

Bisa ditemukan melalui akun Twitter @loblogdeubin

2 komentar:


EmoticonEmoticon